MAKALAH
KOMUNIKASI ORGANISASI
BAB
1
PENDAHULUAN
a. Latar
Belakang
Di dalam kehidupan seseorang tidak
akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi komunikasi dalam
organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang
dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan
memberikan berbagai efektifitas komunikasi itu sendiri .
Komunikasi dalam organisasi sangat
dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh
setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam organisasi biasanya
dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang dibutuhkan dalam
organisasi serta apa kekurangan dalam organisasi tersebut. Dari sinilah kita
akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam organisasi.
b. Rumusan
Masalah
Apa
itu pengertian komunikasi organisasi?
Apa
itu dimensi-dimensi komunikasi organsasi?
Apa
itu fungsi komunikasi organisasi?
Apa
itu faktor komunikasi organisasi?
Apa
hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi?
c. Tujuan
Mengetahui
komunikasi organisasi
Mengetahui
dimensi-dimensi komunikasi organsasi
Mengetahui
fungsi komunikasi organisasi
Mengetahui
faktor komunikasi organisasi
Mengetahui
hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi
BAB
11
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual.
B. DIMENSI-DIMENSI
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi
Internal
Komunikasi
internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota
organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara
pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal
ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga
komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan
media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Komunikasi
vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan
bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan, dsb.
kepada pimpinan.
b) Komunikasi
horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan
kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa
mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian.
Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode,
dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan
memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
Komunikasi
Eksternal
Komunikasi
eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan
khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak
dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang
dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap
sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal
balik:
a) Komunikasi
dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat
informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki
keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui
berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat
kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster;
konferensi pers.
b) Komunikasi
dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan
oleh organisasi.
C. FUNGSI
KOMUNIKASI ORGANISASI
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi
komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
a) Fungsi
informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin
cuti, dan sebagainya.
b) Fungsi
regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif,
yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen,
yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan
regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
c) Fungsi
persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan
selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d) Fungsi
integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada
dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal
seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan
olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan
menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan
terhadap organisasi.
D. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ORGANISASI.
Lesikar
menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi
organisasi yaitu meliputi :
1. Saluran
komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan mungkin
dikendalikan oleh manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler, laporan,
rapat staf, dan lain-lain.
2. Struktur
wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan
siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain itu, isi dan
akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan wewenang.
3. Spesialisasi
pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok yang
berbeda-beda. Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki jagron, pandangan
mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama.
4. Kepemilikan
informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan pengetahuan
mengenai pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan bagi
individu-individu yang memilikinya.
E. HAMBATAN-HAMBATAN
TERHADAP KOMUNIKASI DI ORGANISASI
Komunikasi
adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya
kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini akan dibahas
hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan
dikelompokkan sebagai 1) hambatan-hambatan organisasional, dan 2)
hambatan-hambatan antar pribadi.
Hambatan-hambatan
Organisasional
a) Tingkatan
hirarki.
Bila
suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai
masalah komunikasi. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah
tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan persepsi,
motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai komunikasi dapat
menambah, mengurangi, merubah, atau sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
b) Wewenang
Manajerial
Tanpa
wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan
dengan efektif. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya
menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak
lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus
mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kdudukan yang tidak
menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan
bawahan.
c) Spesialisasi
Meskipun
spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan
masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung memisahkan orang-orang,
bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Akibatnya dapat menghalangi
perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya
kesalahan-kesalahan.
BAB
111
KESIMPULAN
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan
surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui
secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada
anggotanya secara individual. Adapun dalam komunikasi organisasi mencangkup
dimensi, faktor, fungsi dan hambatan dalam berkomunikasi organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Wiryanto,
2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:
Gramedia Wiiasarana Indonesia.
Sendjaja,
1994, Teori-Teori Komunikasi, Universitas Terbuka