Sabtu, 30 April 2016

Terapi Humanistik

TERAPI HUMANISTIK

Teknik-teknik Terapi Humanistik :
1.      Person-Centered Therapy (Carl R. Rogers)
2.      Gestalt Therapy (Fritz Perls)
3.       Transactional Analysis (Eric Berne)
4.      Rational-Emotive Therapy (Albert Ellis)
5.      Existential Analysis (Rollo May, James F. T. Bugental) dan Logotherapy (Viktor Frankl)
Teknik Terapi yang terbai menurut saya adalah teknik Gestalt Therapy oleh Fritz Perls.

Terapi Gestalt adalah suatu terapi yang eksistensial yang menekankan kesadaran disini dan sekarang. Konsep-konsep utamanya mencakup penerimaan tanggung jawaab pribadi, hidup pada saat sekarang, pengalaman langsung, penghindaran diri, urusan yang tidak sesuai dan penembusan jalan buntu.
Sasaran terapeutik utamanya adalah menantang klien untuk beralih dari dukungan lingkungan kepada dukungan sendiri. Dalam pendekatan ini, terapis membantu klien agar mengalami penuh segenap perasaannya dan supaya klien mampu membuat penafsiran-penafsiran sendiri. Serta terapis lebih memusatkan perhatian pada bagaimana klien bertindak.
Salah satu kelebihan terapi Gestalt adalah pengalaman-pengalaman masa lampau klien yang relevan dibawa ke saat sekarang, sehingga hasilnya jauh lebih baik disbanding dengan hanya membicarakan keterangan histiris klien secara abstrak. Akan tetapi, terapi Gestalt cenderung anti-intelektual dalam arti kurang memperhitungkan factor-faktor kognitif.
UNSUR-UNSUR TERAPI
1.      Munculnya gangguan
Model humanistik kepribadian, psikopatologi, dan psikoterapi awalnya menarik sebagian besar konsep-konsep dari filsafat eksistensial, menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan. Pencarian makna dalam kehidupan masing-masing individu adalah tujuan utama dan aspirasi tertinggi. Pendekatan humanistik kontemporer psikoterapi berasal dari tiga sekolah pemikiran yang muncul pada 1950-an, eksistensial, Gestalt, dan klien berpusat terapi.
Tujuan Terapi
1.      Membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan hidup manusia sendiri. Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
2.      Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
3.      Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri. Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.
Peran Terapis
Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikoterapi Humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
Ø  Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
Ø  Menyadari peran dan tanggung jawab terapis
Ø  Mengakui sifat timbale balik dari hubungan terapeutik.
Ø  Berorientasi pada pertumbuhan
Ø  Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
Ø  Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
Ø  Memandang terapis sebagai model, bisa secara implicit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
Ø  Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandagan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri.
Ø  Bekerja kearah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.

Referensi :
Palmer, S. 2010. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Corey, G. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Semarang: IKIP Semarang Press.

Jumat, 22 April 2016

Kelebihan & Kekurangan Terapi Humanistik



Kelebihan & Kekurangan Terapi Humanistik

           Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberiakan bantuan kepada klien. Karena reori ini mencangkup kekacauan, keniscayaan, keputusan manusia dalam dunia tempat ia bertanggung jawab atas dirinya. Terapi eksistensial humanistic terfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-teknik yang digunakan mempengaruhi klien. Tujan terapi eksistensial humanistik ini agar klien mengalami keberadaannya secara otensik dengan menjadi dasar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan beserta ciri-ciri yang berorientasi pada teknik humanistik.
A.   Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1)    Mengakui pentingnya dari pribadi ke pribadi
2)    Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
3)    Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
4)    Memanusiakan manusia.
5)    Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
6)    Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.

Kekurangan :
1)    Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2)    Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3)    Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
4)    Memakan waktu lama.

B.   Ciri-ciri yang berorientasi pda teknik humanistik :
1)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2)    Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksinistik.
3)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitan yang akan digunakan.
4)    Memberikan perhatian penuhdan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.


Daftar Pustaka :


Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika
          Aditama.
Basuki, H. M. A. (2008). Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma.