Jumat, 22 April 2016

Kelebihan & Kekurangan Terapi Humanistik



Kelebihan & Kekurangan Terapi Humanistik

           Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberiakan bantuan kepada klien. Karena reori ini mencangkup kekacauan, keniscayaan, keputusan manusia dalam dunia tempat ia bertanggung jawab atas dirinya. Terapi eksistensial humanistic terfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap yang menekankan pada suatu pemahaman atas atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-teknik yang digunakan mempengaruhi klien. Tujan terapi eksistensial humanistik ini agar klien mengalami keberadaannya secara otensik dengan menjadi dasar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan beserta ciri-ciri yang berorientasi pada teknik humanistik.
A.   Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
1)    Mengakui pentingnya dari pribadi ke pribadi
2)    Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan dan kepercayaan diri.
3)    Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
4)    Memanusiakan manusia.
5)    Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial.
6)    Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien seperti masalah karier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa.

Kekurangan :
1)    Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2)    Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3)    Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
4)    Memakan waktu lama.

B.   Ciri-ciri yang berorientasi pda teknik humanistik :
1)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2)    Member tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksinistik.
3)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitan yang akan digunakan.
4)    Memberikan perhatian penuhdan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.


Daftar Pustaka :


Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika
          Aditama.
Basuki, H. M. A. (2008). Psikologi Umum.Jakarta: Universitas Gunadarma.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar