Sabtu, 25 Juni 2016

Kelebihan dan Kekurangan Terapi Behavioristik

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
TERAPI BEHAVIORISTIK
1.      Kelebihan :

a)      Pembuatan tujuan terapi antara konselor dan konseli diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi.
b)      Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui
c)      Waktu konseling relatif singkat
d)      Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik.

2.      Kekurangan :

a)      Dapat mengubah perilaku tetapi tidak mengubah perasaan
b)      Mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi
c)      Tidak memberikan wawasan
d)     Mengobati gejala dan bukan penyebab

e)      Melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor.


Referensi : 

Corey, G. (2007). Teori dan praktik konseling psikologi terapi. Bandung: PT Refika Aditama



Teknik-teknik Terapi Behavioristik

TEKNIK-TEKNIK PENDEKATAN BEHAVIORISTIK

1.      Sejarah pendekatan behavioristik

Perkembangan pendekatan behavior diawali pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai awal radikal menentang perspektif psikoanalisis yang dominan. Pendekatan ini dihasilkan berdasarkan hasil eksperimen para behaviorist yang memberikan sumbangan pada prinsip-prinsip belajar dalam tingkah laku manusia. Pendekatan ini memiliki perjalanan panjang mulai dari penelitian laboratorium terhadap binatang hingga eksperimen terhadap manusia. Secara garis besar, sejarah perkembangan pendekatan behavioral terdiri dari tiga trend utama, yaitu: trend I: kondisional klasik (classical conditioning), trend II: kondisioning operan (operant conditioning), dan trend III: terapi kognitif (kognitif therapy) (Corey, 1986).

2.      Pengertian pendekatan behaviorisik

Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.

3.      Teknik-teknik terapi behavioristik

a)      Desensitisasi Sistematis
Adalah salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku desensitisasi sistematis digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperlukan secara negative, dan menyertakan permunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan.

b)      Terapi implosive dan pembanjiran
Adalah sebuah teknik yang terdiri atas permunculan stimulus berkondisi secara berulang-ulang tanpa pemberian perkuatan.

c)      Latihan asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.

d)     Pengkondisian Aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.

e)      Pembentukan Perilaku Model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio, model fisik, atau lainnya yang dapat diamati dan dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.

f)       Kontrak Perilaku
Kontak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran positif yang penting dibandingkan memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.

g)      Token Ekonomi
Token ekonomi dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuan dan pemerkuat yang tidak bisa diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token ekonomi, tingkah laku yang layak bisa diperkuat dengan perkuatan yang nyata yang nantinya bisa ditukarkan dengan objek atau hak istimewa yang diinginkan. Tujuan prosedur ini adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik. Diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru.

Referensi 

Corey, G. (2007). Teori dan praktek konseling dan psikologi terapi. Bandung: PT Refika Aditama.