Stres pada Wanita Karir
Kini peran wanita telah berubah termasuk di
Indonesia. Dahulu wanita hanya memiliki peran mengurus anak dan rumah tangga,
namun kini telah memiliki peran sosial dimana dapat berkarir di hampir semua bidang.
Sekilas, fenomena ini sangat membanggakan, namun menyandang predikat sebagaiwanita karir ternyata
memberikan konsekuensi yang tidak kecil. Demi meraih puncak karir, wanita kerap
mengabaikan perkara kesehatan hingga pernikahan. Dua hal ini bila tak disingkapi
dengan baik akan merugikan kaum hawa itu sendiri. Maka, menjadi wanita yang
sukses baik dalam karir maupun kesehatan menjadi prioritas utama.
Bagi sebagian wanita, menjadi wanita karir adalah salah satu
pilihan yang dapat meningkatkan gengsi di dalam masyarakat. Tapi, menjadi
sedikit sulit saat wanita karir juga sibuk menjalani kewajibannya sebagai
seorang istri dan ibu.
Bisa menjalani dua pekerjaan sekaligus, dengan menjadi ibu yang
bertugas mengurus rumah tangga dan bekerja sebagai wanita karir, tentunya akan
menjadi kelebihan kita sebagai seorang wanita. Dua kegiatan utama ini
seringkali menyita waktu dan membuat cemas, stress hingga depresi.Cemas,
stress dan depresi adalah gangguan yang kerap mengintai wanita karir. Pola
hidup yang tidak sehat dan kurangnya istirahat, membuat wanita rentan terserang
gangguan kesehatan jiwa.
Banyak kasus menunjukkan bahwa, para karyawan yang mengalami
stres kerja adalah mereka yang tidak mendapat dukungan (khususnya moril) dari
keluarga, seperti orang tua, mertua, anak, teman dan semacamnya. Begitu juga
ketika seseorang tidak memperoleh dukungan dari rekan sekerjanya (baik pimpinan
maupun bawahan) akan cenderung lebih mudah terkena sires. Hal ini disebabkan
oleh tidak adanya dukungan social yang menyebabkan ketidaknyamanan menjalankan
pekerjaan dan tugasnya.
Teori Stres
Baron & Greenberg
(dalam Margiati, 1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi reaksi emosional
dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat
halangan dan tidak bias mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71)
memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan karakteristik individual dan
konsekuensi dan tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang terjadi baik
secara fisik maupun psikologis.
Sedangkan
stres kerja adalah sebagai kombinasi antara
sumber-sumber stres pada pekerjaan, karakteristik individual, dan stresor di
luar organisasi. David dan Newstrom mendefinisikan stres kerja sebagai suatu
kondisi yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang
Sementara, Robbins mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi yang dinamis di
mana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, hambatan, atau tuntutan yang
berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya
ternyata tidak pasti.
Faktor
yang mempengaruhi Stres :
- Faktor biologisà Herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofsiologik, dan neurohormonal
- Faktor psikoedukatif/sosio culturalà Perkembangan kepribadian, pengalaman, dan kondisi lain yang mempengaruhi
Penyebab Stres secara umum faktor digolongkan menjadi
beberapa kelompok berikut:
- Tekanan fisik: kerja otot/olahraga yang berat, kerja otak yang terlalu lama, dan sebagainya.
- Tekanan psikologis: hubungan suami istri/orang tua-anak, persaingan antar saudara/teman kerja, hubungan sosial lainnya, etika moral dan sebagainya.
- Tekanan sosial ekonomi: kesulitan ekonomi, rasialisme dan sebagainya.
Dampak Negatif Stres:
- Gejala fisiologis Stres menciptakan penyakit-penyakit dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah, sakit kepala, jantung berdebar, bahkan hingga sakit jantung. Gejala psikologis Gejala yang ditunjukkan adalah ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, suka menunda dan lain sebagainya. Keadaan stres seperti ini dapat memacu ketidakpuasan.
- Gejala perilaku Stres yang dikaitkan dengan perilaku dapat mencakup dalam perubahan dalam produktivitas, absensi, dan tingkat keluarnya karyawan. Dampak lain yang ditimbulkan adalah perubahan dalam kebiasaan sehari-hari seperti makan, konsumsi alkohol, gangguan tidur dan lainnya.
Daftar Pustaka :
Mitchell, T. R.,
& Larson, J. R. (1987). People in Organizations: An Introduction to
Organizational Behavior (3rd ed.). USA: McGraw-Hill, Inc.
Morgan, C. T., King,
R. A, & Weisz, J. R. (1986). Introduction to Psychology (7th ed.). New
York: McGraw-Hill Book Co.
Quick, J. C., & Quick, J. D. (1984). Organizational Stress And
Preventive Management. USA: McGraw-Hill, Inc Beehr, T. A. (1978). Psychologycal
Stress In The Workplace. London: Rotledge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar