Minggu, 20 April 2014

Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar

1. Pendahuluan
                Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) dan menjadi mata kuliah wajib di fakultas non-eksakta. Tujuan MKDU bertujuan mendidikkk para mahasiswa agar menjadi warga negara sarjana yang mempunyai kualifikasi, sebagai berikut: berjiwa Pancasila, sehingga segala keputusan dan tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai pancasila, memiliki integritas kepribadian, memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral dalam sikap terhadap permasalahan kehidupan.
1.1 Pengertian dan ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar
                   Ilmu alamiah dasar (IAD) merupakan salah satu komponen dari sejumlah Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU). IAD mempermasalahkan struktur dan berlangsungnya dunia alam, dimana manusia pun dianggap sebagai bagian dari alam itu sendiri. IAD bukanlah suatu ilmu tersendiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetauan alam dan pengetahuan.  
Sumber: Sumber: Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar. Depok: Universitas Gunadarma.
1.2 Perkembangan Alam Pikiran Manusia
               Umumnya diakatakan bahwa manusia berbeda dengan binatang karena akal budinya yang dimilikinya. Akal bersumber pada otak dan budi bersumberpada jiwa.
a)      Manusia dapat berpikir, sehingga merupakan makhluk yang cerdas atau bijaksana (Homo sapiens)
b)      Manusia dapat membuat alat-alat dan memepergunakannya, sehingga disebut manuasia kerja ( Homo fabber)
c)      Manusia dapat berbicara (Homo languens)sehingga apa yang menjadi pemikiran dalam otaknya dapat disampaikan  melalui bahasa kepada manusia lain
d)     Manusia dapat hidup bermasyarakat (Homo socius)
e)      Manusia dapat mengadakan usaha atas dasar perhitungan ekonomi (Homo aeconomicus)
f)       Manusia menyadari adanya kekuatan gaiib yang memiliki kemampuan yang lebih hebat dari manusia, sehingga menjadi manusia berkepercayaan atau beragama (Homo religieus).
Dengan akal budi yang dimilikinya,, pada manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang. Rasa inign tahu itu tidak pernah dapat dipuaskan. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahuannya : apa sesungguhnya (know what), bagaimana sesuatu terjadi (knowo how), dan mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa yang mendorong manusia duntuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam , baik alam besar (makrokosomos)maupun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkana masalah yang dihadapi, sehingga akhirnya mausia dapat menyimpulkan pengetauan.
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pemberdaharaan pengetahuan pada manusia. Dengan meningkatnya kemampuan mengingat dan berpikir, manusia dapat mendayaguanakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuan yang baru sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih baru lagi.
Sumber: Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar. Depok: Universitas Gunadarma.
1.3 Mitos, Penalaran dan cara memperoleh pengetahuan
     Untuk menjawab keingintahuan tentang alam, manusia menciptakan mitos. Mitos merupakan cerita yang dibuat-buat atau dongeng yang pada umumnya menyangkut tokoh kuno, seperti dewa atau manusia perkasa, yang ada kaitannya dengan apa yang terdapat di alam.
Dalam mitos sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguhnyadan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Kegiatan untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan yang benar disebut berpikir,sedangkan proses berpikir dalam menarik kesimpulan yang benar disebut penalaran.
Dalam beberapa cara untuk memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang tidak berdasarkan penalaran:
a)      Prasangka, pengambilan kesimpulan berdasarkan perasaan.
b)      Intuisi, kegiatan berpikir yang tidak analistis, tidak berdasarkan pola berpikir tertentu. Pandangan batiniah yang serta merta tembus mengenai suatu peristiwa atau kebenaran, tanpa penurutan pikiran.
c)      Coba-ralat atau trial and error, suatu cara untuk memperoleh pengetahuan coba-coba atau untung-untung.

1.3.1 Pengertian mitos, legenda dan cerita rakyat
Secara garis besar dapat dibedakan 3 macam mitos, yaitu mitos sebenarnya, cerita rakyat, dan legenda. Dalam mitos sebenarnya manusia berusaha dengan sungguh-sungguhnyadan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, namun belum tepat karena kurangnya pengetahuan, sehingga orang mengaitkannya dengan seorang tokoh atau dewa.
Mitos yang merupakan cerita rakyat adalah usaha manusia mengisahkan peristiwa penting yang menyangkut kehidupan masyarakat, biasanya juga disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sulit diperiksa kebenarannya.
Dalam mitos sebagai legenda, dikemukakan tentang seorang tokoh yang dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah.

1.3.2 Contoh mitos, legenda, dan cerita rakyat
Contoh dari mitos: Nyi Roro Kidul.
Contoh dari legenda:, Tangkuban Perahu dan Candi Borobudur
Cerita rakyat: Danau Toba dan Si Pitung
1.3.3 bagaimana cara manusia memperoleh pengetahuan
Rasa ingin tahu yang terus menerus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan pemberdaharaan pengetahuan pada manusia. Dengan meningkatnya kemampuan mengingat dan berpikir, manusia dapat mendayaguanakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan dengan pengetahuan yang baru sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih baru lagi.
Sumber: Harmoni, Ati. 1992. Pengantar Ilmu Alamiah Dasar. Depok: Universitas Gunadarma.
Pada awalnya mereka memperoleh pengetahuan dari orang tua, lingkungan maupun media massa, setelah itu mereka mengerti, memahami pengetahuan, lalu kemuadian mereka menginterpretasi kan pengetahuan mereka yang sudah mereka olah menjadi sesuatu pengetahuan yang baru.
1.3.4 bagaimana manusia begitu mudah menerima mitos karena akibat keterbatasan penalaran dan keingintahuannya untuk sementara dapat terjawab

            Pada zaman dahulu manusia dapat menerima mitos dengan mudah karena akibat keterbatasan penalaran. Dalam mitos sebenarnya manusi berusaha dengan sungguh-sungguh dan dengan imajinasinya menerangkan gejala alam yang ada, sehingga orang mengaitkan dengan seorang tokoh atau dewa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar